Tampang saya di kelas Bu Atin. Foto milik Atin Tresna.
15 Mei 2013, menjelang pukul 10.00 WIB,
Skype saya berdering.
Sesuai janji, rekan guru dari sebuah sekolah menengah pertama
menampakkan wajahnya di layar. Kendala teknis audio yang sempat tidak
terdengar kami selesaikan dalam waktu relatif singkat.
Atin Tresna Septina adalah teman kuliah saya. Kini dia mengampu mata pelajaran Bahasa Inggris d SMPN 1 Bale Endah Bandung.
Tiga tahun silam dia pernah memperkenalkan kelasnya kepada saya melalui Skype. Kini dia menggagas sebuah proyek unik. Tugas
Writing Biography yang didahului wawancara narasumber melalui
Skype adalah
ide keren. Saya tersanjung diminta jadi tokoh yang akan jadi subjek
proyek ini. Waduh, siapa saya? Hehe… tentu saja temannya Bu Atin.
Anak-anak yang saya jumpai kali ini terlihat berbeda. Tiga tahun
lalu, wajah yang muncul di layar terlihat masih malu-malu. Kini yang
tampil adalah kelas yang lebih percaya diri. Dugaan saya karena mereka
sudah lebih akrab dengan internet dan gadget. Fasilitas
video conferencing juga
bukan lagi hal yang aneh. Dugaan saya lagi, mereka percaya diri karena
apa yang hendak mereka lakukan hari itu sudah disiapkan dengan baik.
Skype-2-Nyaman di kelas. Foto: Atin Tresna
Dan berlangsunglah sesi wawancara yang menyenangkan.
Javanese English dan
Sundanese English bertemu, hoho… Terima kasih, anak-anak.
You’re great!
Mereka bergantian bertanya tentang profesi saya sebagai penulis, dan
pengalaman saya saat pertama kali menerbitkan buku. Sesekali pembicaraan
saya melantur, sesekali juga Inggris Jawa saya tidak bisa mereka
tangkap dengan baik. Namun demikian, secara keseluruhan, kelas kami
asyik sekali.
Tidak ada yang sulit jika kita mau mencoba. Dulu saya mengenal Bu Atin sebagai teman yang mengaku gagap teknologi
. Sekarang dia terampil dengan perangkat mengajar
online dan yang lebih penting bersedia menggunakannya. Kadang gemes. Jika guru-guru yang rajin berjejaring di
Facebok bersedia saling bertukar kelas, merancang proyek
antar kelas, antar sekolah, antar negara… tampaknya anak-anak kita akan punya wawasan yang sedikit lebih luas dibandingkan dengan saat kita sekolah dulu.
Tugas menulis bisa jadi pengalaman unik, mengaktifkan emosi positif
saat belajar. Bu Atin bercerita bahwa anak didiknya jadi bersemangat
menggali informasi lebih jauh tentang topik yang sedang ditulis.
Hasilnya pun
mengagumkan. Tadi pagi saya menerima email berisi beberapa
tugas mereka.
Beberapa hasil tugas writing biography
Senang membaca tulisan mereka, walau ada beberapa bagian yang dilebih-lebihkan, sampai membuat saya
ge er haha…
Saya sedang rehat mengajar formal dan fokus menulis, tapi
Skype session dengan
kelas Bu Atin memercikkan ide untuk melakukan sesuatu dengan cakupan
yang lebih luas. Ingin mengajak rekan-rekan guru yang lain “Arisan
Kelas” hehe… Semoga bisa segera meluangkan waktu
(sumber http://learnthenteach.wordpress.com/2013/05/21/teaching-writing-biography-through-skype/#comments)