Rabu, 27 Agustus 2014

Perjuangan seorang anak ^^

2014-2015. Sejarah baru untuk putra sulungku. Resmilah dia menjadi siswa sebuah MTs di kota Bandung. Resmi pulalah masalah baru yang harus kami hadapi dan kami carikan solusi. Jarak sekolahnya lumayan jauh. Naik angkot tiga kali berangkat, begitu pula saat pulang. Dia harus berangkat di pagi buta agar jam 06.45 sudah sampai disekolahnya. Spesial di hari senin, dia sudah harus hadir pukul  06.30.

Aku bangga padanya. Dengan usianya, dia mandiri untuk yang satu ini. Tak sulit membangunkannya pada pukul 04.00. Bersiap mandi, memakai seragamnya, sholat shubuh berjama'ah dan sarapan di pagi buta. Aku tahu, tak semua orang bisa sarapan pukul 05.00, karena akulah salah satunya. Ya, bukan hal mudah bagiku untuk sarapan di jam itu. 

Tugasnya untuk memeriksa kembali peralatan perangnya di sekolah. 05.20an, dia sudah siap berangkat, dan aku tak keberatan untuk mengantarnya ke jalan raya. Jujur, ada rasa kasihan di hati ini, membiarkan anak sekecil itu untuk keluar rumah di pagi yang masih gelap. Namun, dihati yang lain selalu terselip doa dan harapan, semoga inilah latihan hidup untuknya. Menjadi amal sholeh untuknya, menjadi medan juang untuk membuatnya lebih kuat dan berani di kemudian hari. Aamiin..

Kali ini, menjadi kebutuhan bagiku, untuk membekali dia telepon genggam. Bukan yang baru, melainkan hape jadul. Bagaimanapun aku butuh informasi darinya.
Saat itu, sms datang padaku. "Ummi, tolonglah cari jalan supaya Aa gak telat ke sekolah." Hehe... ternyata dia telat. padahal 05.30an dia sudah di jalan raya. Kami pun membicarakan hal itu sepulangnya dari sekolah.
Alhamdulillah, kami dapat solusinya. Dia harus naik angkot lain dari Leuwi panjang. 

Pagi tadi, aku mulai lagi melatihnya dengan rute yang baru. Aku cerewet memberikan pengarahan disepanjang jalan. Begitu dia naik angkot, dia berteriak padaku, " 05.45, Mi... thank you...".
Aku tersenyum, with my heart, my son, balasku dalam hati.

Setiba di rumah, aku bergegas melanjutkan laju motorku ke sekolah, ketika tiba-tiba sebuah pesan singkat datang di hapeku. " Mi, Aa udah di sekolah. 06.20." 
Alhamdulillah, great! Masalah ini sudah ada solusinya.
Tetaplah bersemangat menuntut ilmu ya Aa.. InsyaAlloh ini akan menjadi bagian jihad dalam hidupmu sekarang ini. We love and proud of you.

Kini, sedang aku persiapkan kedatangannya pulang ke rumah jam 18.30an. ^^

Sebuah Masa Kelam

Mungkin dia yang salah. Membiarkan dan memelihara rasa sayang padanya. Dari sekian bentangan waktu yang telah dia jalani. Dia merasakan kebahagiaan bersamanya. Ketika bisa menghabiskan waktu, membantu meringankan kesulitannya, menemaninya saat dia butuh teman, menjadi pendengarnya saat dia bercerita, bahkan dengan seringnya mereka bertengkar karena kesalahfahaman. Jujur, tak ada rasa berat sedikitpun, selain ketika dia memintanya untuk menghentikan dan bahkan memintanya untuk menghilangkan rasa peduli dan sayang. Dia ingin menjadi yang biasa-biasa saja, seperti dia menganggap yang lain. Semua hanya karena 'keraguan' yang diapun tak diberi kesempatan untuk menjelaskan atau membincangkannya. Tak ada lagi waktu yang dia sediakan, walau hanya satu menitpun. Dia merasa menjadi seorang tertuduh. Kini, dia sadar betul, dan tak akan mempersulitnya. Tolong pintakan pada Tuhan, agar Dia mencabut dan menghilangkan rasa peduli dan sayang ini, karena rasa itu masih melekat disini.

#dari sebuah catatan lama dimasa kelamnya#

Dalam Kenangan

Perawakannya mungil dengan sebuah kacamata minusnya tutur katanya selalu menimbulkan rasa rindu untuk bertemu selalu tersenyum saat ...