Selasa, 16 September 2014

Semburat amarah

Orang itu tepekur dalam diamnya. Duduk bersila dengan kepala tertunduk sangat dalam. "Tuhan, Aku membencinya, yang menyebabkan semua alam fikirku menjadi kotor. Sulit bagiku untuk menerima perkataannya. Betapa mudahnya tuduhan itu terlontar. Tanpa aku bisa membela diri. Jangankan untuk membela, bahkan untuk menjelaskanpun, dia tak mau."

"Aku bahkan membenci diriku sendiri, yang tak bisa melepaskannya. Mudah baginya untuk menghindari, menjauhi dan bahkan menolakku. Sudah ada wajah lain baginya. Ya, habis manis sepah dibuang!."

"Tuhan, Aku bersyukur masih punya cita-cita dan harapan. Masih dikelilingi oleh orang-orang terbaik dalam hidupku. Belajarkan aku untuk bisa memaafkannya."

Aamiin..
#160914#23.15


Dalam Kenangan

Perawakannya mungil dengan sebuah kacamata minusnya tutur katanya selalu menimbulkan rasa rindu untuk bertemu selalu tersenyum saat ...