Senin, 14 Oktober 2013

Shaum Arafah 1434 H

         Beberapa hari sebelumnya, Amir dan Bilqis, sudah memesanku untuk melaksanakan Shaum 9 Dzulhijjah. Dan akupun mengiyakan permintaan mereka.
         Pada malam harinya, aku persiapkan segala sesuatunya untuk makan sahur kami. Jam menunjukkan pukul 23.20 ketika aku terbangun dan mendapati Amir masih bermain game on line. Diapun terkejut, dan langsung mematikan lappy. Sebelumnya,  aku izinkan dia main game, karena besok dia libur sekolah. Aku berikan dia waktu bermain sampai jam 21.00. Heu... aku ketiduran dan tidak bisa mengingatkannya untuk berhenti. Jadilah, malam itu, aku ceramahi dia sebelum tidur.
        Dan, akupun tertidur menjelang shubuh. Saat itu, jam menunjukkan 4.05 ketika aku terbangun. Secara kilat, aku bangunkan Amir. Aku suruh dia cuci muka. Secara kilatpun, aku siapkan makanan untuk sahur. Daaann... baru beberapa suap, adzanpun berkumandang. Refleks, aku dan Amir saling berpandangan. "Gimana nih, Mi," tanyanya.
" Udah, berhenti. cepet kumur-kumur," jawabku singkat sambil langsung kumur-kumur.

      Setelah sholat shubuh berjamaah, aku ceramahi dia lagi. kali ini berbeda dengan isi ceramah semalam.
Insya Alloh, kita shaum ya A.... Yang menjadikan kita kuat untuk shaum bukan karena sahur kita yang banyak. tapi, karena Alloh saja yang menguatkan. Kita berdo'a semoga Alloh kuatkan kita untuk shaum di hari Arafah ini ya.....

Alhamdulillah, saat aku menulis cerita ini, Aa masih shaum....
Semoga Engkau terima amal Shaum kami ya Robbi...


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Dalam Kenangan

Perawakannya mungil dengan sebuah kacamata minusnya tutur katanya selalu menimbulkan rasa rindu untuk bertemu selalu tersenyum saat ...