Kamis, 17 Oktober 2013

Teaching Writing Biography through Skype



Tampang saya di kelas Bu Atin. Foto milik Atin Tresna.
Tampang saya di kelas Bu Atin. Foto milik Atin Tresna.


15 Mei 2013, menjelang pukul 10.00 WIB, Skype saya berdering.  Sesuai janji, rekan guru dari sebuah sekolah menengah pertama menampakkan wajahnya di layar. Kendala teknis audio yang sempat tidak terdengar kami selesaikan dalam waktu relatif singkat.

Atin Tresna Septina adalah teman kuliah saya. Kini dia mengampu mata pelajaran Bahasa Inggris d SMPN 1 Bale Endah Bandung. Tiga tahun silam dia pernah memperkenalkan kelasnya kepada saya melalui Skype. Kini dia menggagas sebuah proyek unik. Tugas Writing Biography yang didahului wawancara narasumber melalui Skype adalah ide keren. Saya tersanjung diminta jadi tokoh yang akan jadi subjek proyek ini. Waduh, siapa saya? Hehe… tentu saja temannya Bu Atin.

Anak-anak yang saya jumpai kali ini terlihat berbeda. Tiga tahun lalu, wajah yang muncul di layar terlihat masih malu-malu. Kini yang tampil adalah kelas yang lebih percaya diri. Dugaan saya karena mereka sudah lebih akrab dengan internet dan gadget. Fasilitas video conferencing juga bukan lagi hal yang aneh. Dugaan saya lagi, mereka percaya diri karena apa yang hendak mereka lakukan hari itu sudah disiapkan dengan baik.
Skype-2-Nyaman di kelas
Skype-2-Nyaman di kelas. Foto: Atin Tresna

Dan berlangsunglah sesi wawancara yang menyenangkan. Javanese English dan Sundanese English bertemu, hoho… Terima kasih, anak-anak. You’re great!

Mereka bergantian bertanya tentang profesi saya sebagai penulis, dan pengalaman saya saat pertama kali menerbitkan buku. Sesekali pembicaraan saya melantur, sesekali juga Inggris Jawa saya tidak bisa mereka tangkap dengan baik. Namun demikian, secara keseluruhan, kelas kami asyik sekali.

Tidak ada yang sulit jika kita mau mencoba. Dulu saya mengenal Bu Atin sebagai teman yang mengaku gagap teknologi. Sekarang dia terampil dengan perangkat mengajar online dan yang lebih penting bersedia menggunakannya. Kadang gemes. Jika guru-guru yang rajin berjejaring di Facebok bersedia saling bertukar kelas, merancang proyek antar kelas, antar sekolah, antar negara… tampaknya anak-anak kita akan punya wawasan yang sedikit lebih luas dibandingkan dengan saat kita sekolah dulu.

Tugas menulis bisa jadi pengalaman unik, mengaktifkan emosi positif saat belajar. Bu Atin bercerita bahwa anak didiknya jadi bersemangat menggali informasi lebih jauh tentang topik yang sedang ditulis. Hasilnya pun
mengagumkan. Tadi pagi saya menerima email berisi beberapa tugas mereka.

Beberapa hasil tugas writing biography
Beberapa hasil tugas writing biography


Senang membaca tulisan mereka, walau ada beberapa bagian yang dilebih-lebihkan, sampai membuat saya ge er haha…

Saya sedang rehat mengajar formal dan fokus menulis, tapi Skype session dengan kelas Bu Atin memercikkan ide untuk melakukan sesuatu dengan cakupan yang lebih luas. Ingin mengajak rekan-rekan guru yang lain “Arisan Kelas” hehe…  Semoga bisa segera meluangkan waktu ;-)

(sumber  http://learnthenteach.wordpress.com/2013/05/21/teaching-writing-biography-through-skype/#comments)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Dalam Kenangan

Perawakannya mungil dengan sebuah kacamata minusnya tutur katanya selalu menimbulkan rasa rindu untuk bertemu selalu tersenyum saat ...