Selasa, 13 September 2011

Takdir, bu......

Hari itu saya masuk kelas seperti biasa. Saya ingat betul, saya memberikan pekerjaan rumah pada pertemuan sebelumnya. Maka sebagai konsekuensinya, saya harus memeriksa pekerjaan anak-anak. Sebelum saya koreksi, saya cek dulu pekerjaan anak secara acak. Caranya, saya bergerak dari bangku depan ke belakang atau sebaliknya. Minimal tiap baris ada perwakilan anak yang saya periksa apakah dia mengerjakan PR atau tidak. Anak pertama, mengerjakan. Anak kedua juga telah selesai mengerjakan. Giliran anak ketiga, seorang anak laki-laki, dia masih menutup bukunya.
"Belum selesai, Bu," Katanya, tanpa saya tanya dahulu.
"Mengapa belum dikerjakan?" Tanyaku.
"Takdir, Bu.....," Jawabnya enteng. Diiringi tertawaan teman-temannya karena suaranya lumayan keras.
Hmmmmmm...... Aku putar otak. Anak kayak gini harus diberi pelajaran, batinku.
"Kamu punya HP?" tanyaku
"Kok, HP Bu?" jawabnya bingung.
"Iya, ibu tanya, kamu punya HP gak?" tanyaku lagi
"Punya, Bu," jawabnya masih wajah yang bingung.
"Ibu mau lihat HP mu, Nak." Ulangku
Tak lama, dia pun memperlihatkan HPnya.(Hemmmmm.... HP anak itu lebih bagus dan lengkap dari HP punyaku, gurunya, batinku lagi :)
"HP mu ibu ambil, ya". Kataku sambil berlalu.
"Lho, kenapa, Bu? Apa salah saya? tanyanya kebingungan.
"Takdir" Jawabku enteng.Kontan, semua temannya tertawa terbahak-bahak.

Dan, hari itupun, aku berceramah dulu tentang kata "takdir" sebelum materi Bahasa Inggris.


Minggu, 11 September 2011

Prestasi anakku.... ^^

Saat itu, aku berkesempatan mengambil buku raport anakku yang naik ke kelas empat. Setelah berbincang-bincang dengan wali kelasnya, setelah melihat perkembangan nilai-nilainya di raport, aku mengerti betul, bahwa teman-temannya sangatlah pintar. hal ini terlihat dari nilai rata-rata kelas yang hampir mencapai angka sembilan.
Sangat berat perjuangan anakku untuk mencapai nilai di atas teman-temannya.

"Gimana, Mi? Aa naik gak? Tanya nya...
"Alhamdulillah, naik, Aa." jawabku

"Aa dapat rangking berapa? lanjutnya..
"Emm.... ", aku berhenti sejenak.
"Pokoknya, aa udah naik kelas, Ummi udah seneng kok", kataku.

Yah, aku bangga dengan anakku. Prestasinya banyak. Dia bisa bangun (setelah aku bangunkan, tentunya) dan mau mandi sebelum subuh ketika dia harus berangkat sekolah. Dia mau makan sarapan sebelum berangkat sekolah. Dia sudah siap ketika jemputan ke sekolahnya datang menjemput. Dia mau mau mandi sore ketika dia pulang sekolah. Dia sudah mau menyiapkan buku-buku pelajarannya untuk esok harinya. Dia mau diajak ngaji setelah sholat magrib.  Yah.... itulah prestasi anakku...
Prestasi bukan hanya sekedar nilai angka saja.. ^^
I'm proud of you, Aa......

Senin, 05 September 2011

Lupa mendo'akan diri sendiri

Waktu itu, saya berkunjung ke salah seorang saudara, Mang Akmal, namanya.  Ternyata kondisinya sedang sakit. Tidak terlalu parah memang. sedikit pilek dan masuk angin katanya.
Namun, ada obrolan yang menarik perhatian saya. Mang Akmal bilang, dia lupa berdoa pada Alloh, katanya.
"Maksudnya gimana, Mang?" tanya saya.
"Iya, Mamang teh lupa berdoa sama Alloh.  Waktu itu, Mamang, bibi dan anak2 harus pulang dari sebuah pengajian. Hujan lumayan besar. Trus kita gak bawa jas hujan. Padahal kita harus segera pulang ke rumah. Bismillah kata mamang teh sambil berdoa, Ya Alloh berikanlah kekuatan dan kesehatan pada anak-anak kami. Hanya Engkaulah yang Maha melindungi. Alhamdulillah, Mamang selamat sampai di rumah. Anak-anak pun sehat walaupun mereka hujan-hujanan selama dalam perjalanan.
Tapi,.. lanjut Mang Akmal. Ternyata yang sakit malah Mamang dan Bibi. Sambil tersenyum kecut, mamang bilang, " Mamang sama Bibi lupa, mendoakan cuma buat anak-anak, hanya karena berfikir mereka masih anak-anak, yang rentan terhadap cuaca.  Padahal Mamang dan  Bibi juga sama dengan anak-anak, manusia, yang juga rentan terhadap cuaca dan harus terus menggantungkan diri terhadap sang Pencipta.

Yah, saking sayang nya sama anak-anaknya, terkadang saya juga suka lupa, hanya menitipkan mereka pada Alloh, tapi lupa menitipkan diri sendiri dan orang-orang yang kita sayangi pada-NYA.... ^^

Dalam Kenangan

Perawakannya mungil dengan sebuah kacamata minusnya tutur katanya selalu menimbulkan rasa rindu untuk bertemu selalu tersenyum saat ...