Selasa, 03 Juni 2014

Catatan seorang sahabat

         Hari ini, seperti biasa, aku mengirim pesan singkat untuknya. Menanyakan beberapa hal padanya. Dan seperti biasa pula, dia hanya membalas seperlunya saja. Mengapa aku mengatakan begitu? karena pertanyaanku tidak dia jawab. Dan seperti biasa pula, aku kecewa lagi. Tak mengerti dengan keadaan ini. Berulang kali aku melakukan hal serupa. dan berulang kali pula aku mendapatkan kecewa yang sama.
Aneh..
       Tapi, inilah mungkin yang harus aku jalani. Semuanya karena aku menyayanginya. Seperti anakku sendiri. Walau mungkin, sekarang dia sudah bisa dekat dengan keluarganya, dia telah mendapatkan kasih sayang dari orang tuanya sebagaimana yang dia inginkan dari dulu. Aku ikut merasakan kebahagiannya.
Aku bersyukur, dia bisa merasakan kehangatan pelukan ayah dan ibunya.
       Aku sadar, aku bukanlah siapa-siapa lagi. Aku hanya bayangan masa lalu baginya. Sebesar aku berusaha untuk berfikir positif, ternyata aku harus mengaku kalah dengan keadaan ini. Aku harusnya malu dan sadar, ketika pesanku hanya sekedar untuk di baca. Aku terlalu banyak meminta dan menuntut. Aku harusnya sadar, bahwa semua ini adalah buah dari perbuatanku. Ya.. Akibat kesalahanku dimasa silam dan aku harus menerima akibatnya sekarang.
        Biarlah, aku menyayanginya dengan caraku sendiri. Aku selalu berharap kebaikan untuknya. Tak pernah bosan untuk selalu meminta maaf..


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Dalam Kenangan

Perawakannya mungil dengan sebuah kacamata minusnya tutur katanya selalu menimbulkan rasa rindu untuk bertemu selalu tersenyum saat ...